Natrium karbonat, Na2CO3
dalam rumus molekul, juga dikenal sebagai soda ash (bubuk), soda, dan abu
alkali (tepung). Kata "soda"
(dari bahasa Latin Tengah) awalnya berasal dari tanaman tertentu yang tumbuh di rawa
yang mengandung
garam, ditemukan bahwa abu tanaman
ini menghasilkan alkali berguna yaitu "abu soda.". Budidaya tanaman untuk produksi soda
abu mencapai puncaknya,terutama pembangunan di abad 18 di Spanyol, tanaman ini diberi nama barrilla, dalam bahasa
inggris adalah " Barilla. abu dari rumput laut menghasilkan abu soda,dan pembakaran Kayu menghasilkan garam abu
dan bahan aktif kalium karbonat.
Proses untuk memperoleh natrium karbonat (soda ash) telah berubah secara signifikan dari waktu ke waktu, pada awalnya diproduksi oleh pembakaran rumput laut yang kaya natrium. Ketika gulma dibakar, natrium akan tertinggal di abu dalam bentuk natrium karbonat
Walaupun proses ini efektif, hal
itu tidak dapat digunakan untuk menghasilkan jumlah besar. Proses pembuatan Natrium karbonat ada dua macam
yaitu secara sintetik dan alami. Secara sintetik terdiri atas proses Le
Blanc dan Solvay sedangkan secara alami disebut sebagai proses
Natural. Adapun penjelasan mengenai proses pembuatan Natrium karbonat (soda
ash) sebagai berikut :
A. Proses
Le Blanc

Natrium sulfat dipanaskan di hadapan batu kapur dan batubara dan campuran yang dihasilkan
mengandung kalsium sulfat dan
natrium karbonat, yang kemudian diekstrak. masalah yang signifikan dengan
proses LeBlanc, termasuk biaya tinggi dan polusi yang signifikan, terinspirasi seorang insinyur kimia Belgia
bernama Ernest Solvay
(1838-1922) untuk mengembangkan proses yang lebih baik untuk membuat karbonat
natrium.
Proses
Le Blanc ini didasarkan atas pemanggangan salt cake (kerak garam) dengan
karbon dan gamping di dalam tanur putar dan sesudah itu mengeraskan hasilnya
dengan air. Produk kasar dari reaksi ini disebut black ash (abu hitam).
Pengerasan dilakukan pada waktu dingin, pada pengerasan ini berlangsung
hidrolisis sebagian sulfida. Ini kemudian diubah lagi menjadi karbonat melalui pengolahan
dengan gas yang mengandung karbon dioksida yang berasal dari tanur abu hitam.
Larutan natrium karbonat yang dihasilkan, dipekatkan sehingga menghasilkan
Natrium karbonat yang kemudian dikeringkan atau dikalsinas
B. Proses
Solvay
Proses
Solvay menggunakan brine (NaCl), batu kapur (CaCO3),
sebagai bahan baku dan menggunakan ammonia sebagai reagen siklus. Adapun
reaktor yang digunakan adalah Packed tower. Natrium karbonat yang
dihasilkan berupa light sodium carbonat dan dense sodium carbonat sesuai
dengan kebutuhan pabrik yang menggunakannya
Reaksi – reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
Proses Solvay sebagai contoh proses siklus dalam industri kimia (hijau = reaktan, hitam = antara, produk = merah).
Jika dibandingkan
antara proses Le Blanc dan Solvay, maka proses Solvay lebih
menguntungkan dikarenakan proses Solvay berjalan pada suhu rendah,
reaksi berjalan pada fase cair-gas, konversi yang dihasilkan besar, dan Natrium
yang dihasilkan lebih berkualitas.By-product yang dihasilkan dari proses
Solvay dapat dijual kembali.
C. Proses
Natural
Bahan
baku yang digunakan pada proses natural ini adalah burkeite crystal (Na2CO3.2Na2SO4)
yang telah dipisahkan dari impuritasnya. Crude burkeite crystal yang
terdiri atas Li2NaPO4 dan Na2CO3.2Na2SO4
dipisahkan sedangkan filtratnya dipekatkan menjadi Na2SO4.10H2O
( garam Glauber’s ).Garam Glauber’s disaring meninggalkan mother liquor
yang kaya akan Natrium karbonat. Kristal soda murni diperoleh dengan didinginkan
dalam tangki pendingin, kemudian disaring (filter) lalu masuk ke
pengering (dryer).
Reaksi keseluruhan :
Na2CO3.2Na2SO4
(s) ⎯⎯→ Na2CO3 (s) + 2Na2SO4
(aq)
Dilihat dari
ketersediaan bahan baku, proses Natural tidak mungkin dilakukan di Indonesia
karena bahan baku yaitu endapan trona tidak terdapat di Indonesia. Jadi
proses yang mungkin dilakukan di Indonesia adalah proses Le Blanc dan Solvay.
Berikut
ini akan diuraikan keuntungan dan kerugian dari kedua proses di tinjau dari
kedua aspek tersebut : Tabel 1.3. Perbandingan aspek teknis dan ekonomis antara
proses Solvay dan Le Blanc
|
Proses leblanc
|
Proses solvay
|
Aspek teknis
a. Proses
1. Bahan
baku
2. Hasil
samping
3. Kemurnian
produk
4. Korosifitas
bahan
b. Operasi
1. Tekanan
2. Suhu
Aspek dampak
lingkungan
|
NaCl padat
H2SO4
CaS
96,8%
Tinggi
Tinggi
Tinggi
|
NaCl jenuh,
batu
Kapur
CaCO3
CaCl2
97%
4,5 atm70oC
Sedang
|
Reaksinya adalah sebagai berikut :
1.
Reaksi yang terjadi pada kiln:
CaCO3 (s) → CaO (s) + CO2 (g) ΔHR 298 = 42.596,60 kkal/kmol
CaO (s) + H2O (l) → Ca(OH)2 (aq) ΔHR 298 = -26.134,46 kkal/kmol
2.
Reaksi yang terjadi dalam converter:
NaCl (s) + H2O(l) + NH3 (g) → NH4OH (aq) + NaCl (aq) ΔHR 298 = 262.513,02 kkal/kmol
3.
Reaksi yang terjadi dalam reaktor :
2 NH4OH + CO2 ↔ (NH4)2CO3 + H2O ΔHR 298 = -2,674,95 kkal/kmol
(NH4)2CO3
+ CO2 + H2O ↔ 2 NH4HCO3 ΔHR298 = 34.981,13 kkal/kmol
2 NH4HCO3
+ 2 NaCl ↔ 2 NaHCO3 + 2 NH4Cl ΔHR 298 = -140.959,159 kkal/kmol
4.
Reaktor yang digunakan adalah jenis reactor packed tower.
a. Reaksi yang terjadi dalam calciner :
2 NaHCO3 → Na2CO3 + H2O
+ CO2 ΔHR 298 = -3.501,764 kkal/kmol
b. Reaksi yang terjadi dalam ammonia still :
2 NHCl+Ca(OH)2 → CaCl2 + 2NH3 + 2H2O ΔHR 298 = 135.983,52 kkal/kmol
nice info sangat membantu sekali
BalasHapustolak angin care