Selasa, 18 Maret 2014

ENERGI DAN MAKANAN #2

 

KEBUTUHAN ENERGI TUBUH
A. Metabolisme Basal.
    Energy metabolism seorang subyek pada kondisi istirahat baik fisik maupun mental dan mempunyai suhu tubuh yang normal serta dalam keadaan “post absortive” yaitu 12 jam setelah makan yang terakhir, disebut sebagai metabolism basal, atau dapat diartikan sebagai kebutuhan energy basal. Apabila energy itu dinyatakan persatuan berat badan atau persatuan permukaan badan maka disebut dengan Nilai Dasar Metabolik (Basal Metabolic Rate/BMR).

       Metabolism basal dapat ditentukan dengan menggunakan “Benedict-Roth Apparatus”. Peralatan ini merupakan system sirkuit tertutup, yang digunakan oleh subyek bernafas mengambil oksigen dari silinder dengan kapasitas 6 liter, dan karbondioksida yang diproduksi akan diserap oleh NaOH yang terdapat di dalam tabung. Subyek memakai klip hidung, kemudian bernafas (menghisap oksigen) melalui mulut selama 6 menit. Volume yoksigen yang digunakan dicatat pada kertas grafik yang terdapat pada drum berputar (kymograph). Karena subyek berada dalam keadaan “post absorptive” maka RQ-nya diasumsikan sama dengan 0,82 dan untuk kalori tiap liter oksigen yang dikonsumsi sama dengan 4,8 Kkal.
            Metabolism basal dapat ditentukan dengan menggunakan “Benedict-Roth Apparatus”. Peralatan ini merupakan system sirkuit tertutup, yang digunakan oleh subyek bernafas mengambil oksigen dari silinder dengan kapasitas 6 liter, dan karbondioksida yang diproduksi akan diserap oleh NaOH yang terdapat di dalam tabung. Subyek memakai klip hidung, kemudian bernafas (menghisap oksigen) melalui mulut selama 6 menit. Volume yoksigen yang digunakan dicatat pada kertas grafik yang terdapat pada drum berputar (kymograph). Karena subyek berada dalam keadaan “post absorptive” maka RQ-nya diasumsikan sama dengan 0,82 dan untuk kalori tiap liter oksigen yang dikonsumsi sama dengan 4,8 Kkal.
            Berikut ini diberikan contoh bagaimana menghitung metabolism basal (kebutuhan energy basal) seorang individu: subyek adalah laki-laki dewasa, berat badannya 59 kg. jumlah oksigen yang dikonsumsi selama 6 menit adalah 1,100 ml. energy yang diproduksi selama 6 menit adalah 4,8 x 1,1 Kkal = 5,28 Kkal. Energy yang diproduksi selama 24 jam adalah 24 x 10 x 5,28 Kkal = 1.267 kkal. Jadi, metabolism basal subyek tersebut selama 24 jam adalah 1.267 Kkal.
            Selain dengan menggunakan pengukuran secara langsung seperti di atas, metabolism basal dapat juga diperkirakan dengan menggunakan perhitungan. Beberapa contoh perhitungan energy basal:
1.      Berdasarkan Berat Badan (hanya berlaku bagi orang dengan berat dan tinggi badan normal). Perhitungan dilakukan dengan rumus BB x 1 Kkal/jam untuk laki-laki dan BB x 0,9 Kkal/jam untuk wanita. Cara sederhana ini sangat tidak akurat karena tidak menggambarkan komposisi tubuh dan cukup sulit untuk menentukan criteria berat dan tinggi badan yang dianggap normal.
2.      Rumus yang lebih akurat diciptakan oleh Harris dan Benedict pada tahun 1909, tetapi sampai sekarang masih banyak digunakan dan dianggap sebagai salah satu cara perkraan yang baik. Mereka menggunakan informasi mengenai tinggi badan, berat badan, umur, dan jenis kelamin. Rumus yang dituliskan di bawah berlaku bagi laki-laki yang berumur lebih dari 10 tahun dan untuk wanita semua umur:
MB = 66,5+ [13,5 x BB (Kg)] + [5,0 x TB (cm)] + [6,75 x umur (th)]
3.      Estimasi yang lebih baik dapat diperoleh menggunakan “metabolic (fat free) body zise) yang kadang-kadang disebut juga sebagai “biological body weight” (berat badan biologis). Berat badan biologis adalah berat badan (kg) pangkat 0,73 atau ¾. Berat badan biologis untuk berat badan yang berbeda dapat dilihat pada table 4. Kemudian metabolism basal dapat dihitung dengan 70 x [BB (Kg)]3/4. Nilai yang berlaku bagi rata-rata orang adalah sekitar 1,3 Kkal/Kg “fat-free weight”/jam.
4.      FAO/WHO/UNU pada tahun 1984 mengeluarkan rumus baru untuk menghitung metabolism basal, yaitu:
MB = 11,6 x [BB (Kg)] + 879

Tabel 4. Hubungan Antara Berat Badan dan Berat Badan Biologis
(Metabolic Body Zise)
Berat Badan
BB Biologis (Kg)3/4
Berat Badan
BB Biologis (Kg)3/4
(lb)
(Kg)
(lb)
(Kg)
11
5
3,4
100
45
17,4
22
10
5,6
110
50
18,8
33
15
7,6
132
60
21,6
44
20
9,5
154
70
24,2
55
25
11,2
176
80
26,7
66
30
12,8
198
90
29,2
77
35
14,4
220
100
31,6
88
40
15,9



Sumber: Guthrie (1986)

Metabolisme basal dipengaruhi oleh banyak factor, antara lain sebagai berikut:
1.      Ukuran tubuh: metabolism basal sangat berhubungan dengan permukaan tubuh, tapi tidak selalu berhubungan dengan tinggi atau berat badan seseorang.
2.      Umur: metabolism basal pada bayi dan anak-anak lebih tinggi daripada dibandingkan orang dewasa.
3.      Jenis kelamin: wanita mempunyai metabolism basal yang sedikit lebih rendah dibandingkan pria.
4.      Komposisi tubuh: metabolism basal secara langsung berhubungan dengan massa tubuh tanpa lemak. Orang yang mempunyai banyak otot akan mempunyai metabolism basal yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang gemuk yang sebagian beratnya disebabkan oleh banyaknya lemak.
5.      Iklim: bagi orang yang hidup di daerah tropis metabolism basalnya sekitar 10% lebih rendah dibandingkan orang yang hidup di daerah sub tropis. Penyebabnya belum diketahui dengan jelas.
6.      SDA makanan: makanan berpengaruh menstimulir metabolism basal.
7.      Gizi buruk dan kelaparan: keadaan gizi buruk dan kelaparan akan mereduksi metabolism basal sekitar 10-20 %.
8.      Tidur: metabolism basal pada waktu tidur sekitar 5% lebih rendah dibandingkan dengan pada keadaan bangun,
9.      Demam: meningkatkan metabolism basal. Untuk setiap 1 oF peningkatan suhu tubuh, metabolism basal meningkat sekitar 7%. Seseorang yang menderita demam dimana suhu tubuhnya sekitar 7 oF lebih tinggi dari keadaan normal, metabolism basalnya meningkat sekitar 50%.
10.  Aktivitas fisik: apabila seseorang melakukan latihan fisik sekitar setengah jam sebelum dilakukan pengukuran, akan terobservasi metabolism basalnya meningkat secara nyata.
11.  Ketakutan dan gugup: keadaan ketakutan dan gugup akan meningkatkan metabolism basal.
12.  Tiroid (kelenjar gondok): hipotiroidisme menurunkan metabolism basal sampai 100% tergantung dari beratnya kondisi penyakit.
13.  Adrenalin: injeksi sebesar 1 mg adrenalin meningkatkan metabolism basal sekitar 20% untuk beberapa jam.
14.  Anterior pituitary: Berpengaruh pada metabolism basal melalui hormone tirotropik. Metabolism basal akan rendah pada kelenjar yang hipoaktif dan akan tinggi pada kelenjar yang hiperaktif.
15.  Kondisi penyakit lain: suatu peningkatan metabolism basal telah diobservasi pada penyakit splenomedulary dan lymphatic leukemia.

Tabel 5. Energi Basal Metabolisme
(Kalori per m2 Luas Permukaan Badan Per Jam)
Umur (Tahun)
Laki-laki
Wanita
14-16
16-18
18-20
20-30
30-40
40-50
50-60
60-70
70-80
46,0
43,0
41,0
39,5
39,5
38,5
37,5
36,5
36,5
43,0
40,0
38,0
37,0
36,5
36,0
35,0
34,0
33,0
Sumber: Kartasapoetra (2008)

Resting Energy Expenditure
            Perhitungan “Resting Energy Expenditure (REE)” merupakan cara yang mulai banyak digunakan untuk mengganti metabolism basal. Selain menunjukkan jumlah energy yang diperlukan untuk mempertahankan proses tubuh yang vital (yang dihitung sebagai metabolism basal), REE juga memasukkan sejumlah energy yang cukup melakukan aktivitas ringan serta energy yang diperlukan untuk mencerna makanan. Biasanya REE diasumsikan 10% lebih besar dari metabolism basal. Rumus Harris-Benedict untuk menghitung REE dibedakan bagi laki-laki dan wanita.
Untuk laki-laki:
            REE = 66,5 + [13,5 x BB(Kg)] + [5,0 x TB(cm)] – [6,75 x umur(th)]
Untuk wanita:
            REE = 66,51 + [9,56 x BB(Kg)] + [1,85 x TB(cm)] – [4,68 x umur(th)]
Rumus tersebut secara otomatis akan menghitung terjadinya penurunan kebutuhan energy bila seseorang bertambah umurnya.

B.    Energi Aktivitas.
     Yang dimaksud dengan energy aktivitas yaitu termasuk energy yang dibutuhkan oleh semua otot dalam aktivitas tersebut ditambah energy yang diperlukan karena adanya peningkatan denyut jantung serta pernafasan selama melakukan aktivitas yang berat. Untuk sebagian aktivitas, energy yang dibutuhkan tergantung dari ukuran tubuh serta berat atau ringannya aktivitas.
       Kebutuhan energy untuk bermacam-macam aktivitas telah dihitung dengan banyak sekali pengujian, yang mengukur jumlah oksigen yang dikonsumsi selama melakukan aktivitas tersebut untuk kemudian dihitung jumlah energy yang dibutuhkan.

Table 6. Energi yang Diperlukan untuk Melaksanakan Aktivitas
(tidak memperhitungkan energy metabolism basal dan SDA makanan)
Aktivitas
Energy (Kkal/Kg BB/jam)
aktivitas
Energy (Kkal/Kg BB/jam)
Bersepeda cepat
7,6
Main piano
0,8-0,2
Bersepeda lambat
2,5
Membaca keras
0,4
Menjilid buku
0,8
Mendayung sampan
16,0
Bermain tinju
11,4
Berlari
7,0
Bertukang (kayu)
2,3
Menggergaji pohon
5,7
Bermain cello
1,3
Menjahit dengan tangan
0,4
Berdansa cepat
3,8
Menjahit dengan mesin kaki
0,6
Berdansa lambat
3,0
Membuat sepatu
1,0
Mencuci piring
1,0
Bernyanyi keras
0,8
Mengenakan/membuka baju
0,7
Duduk tenang
0,4
Menyetir mobil
0,9
Berdiri, sikap sempurna
0,6
Makan
0,4
Berdiri, rileks
0,5
Main anggar
7,3
Menyapu karpet dengan sapu
1,4
Menunggang kuda, lari lambat
1,4
Menyapu karpet dengan mesin
2,7
Lari cepat
4,3
Berenang (12 mph)
7,9
Menyetrika
1,0
Menjahit baju/celana
0,9
Mencuci baju, ringan
1,3
Mengetik, cepat
1,0
Berbaring, diam
0,1
Bermain biola
0,6
Bermain organ
1,5
Berjalan (4 mph)
2,0
Mengecat
1,5
Berjalan cepat (5,3 mph)
3,4
Main pimpong
4,4


Sumber: Muchtadi (2009)
  

C.     Estimasi Energi yang Dibutuhkan
       Sejauh ini dapat dilihat bahwa kebutuhan energy setiap individu tersusun dari tiga komponen utama, yaitu: metabolism basal atau REE, energy aktivitas, dan SDA (Specific Dynamic Action) makanan. Ketiga komponen ini berfariasi tergantung dari banyak sekali factor. Untuk mengestimasi kebutuhan energy seseorang, adalah memungkinkan untuk menghitung masing-masing komponen tersebut secara terpisah, mengaturnya berdasarkan semua factor yang mungkin mempengaruhi, dan menjumlahkan ketiganya. Hasil yang diperoleh memberikan estimasi yang paling tepat dalam waktu singkat mengenai kebutuhan seseorang akan energy, dibandingkan dengan menempatkan orang dalam ruang respirasi (alat calorimeter respirasi).
       Pengaruh SDA harus diperhatikan mengingat tidak setiap makanan yang dikonsumsi (oksidasi dan pembakarannya dalam tubuh) memberikan pengaruh yang sama terhadap metabolism energy, misalnya:
1.      Lemak memberikan pengaruh meningkatnya metabolism energy meskipun hanya dalam jumlah yang kecil, sehubungan dengan banyaknya bahan bakar yang dapat disampaikan pada jaringan
2.      Karbohidrat, naiknya metabolism energy sekitar 6%, sehubungan dengan panas yang dihasilkan dalam proses kimiawi untuk melangsungkan metabolism.
3.      Protein, pengaruh meningkatnya metabolism dapat dikatakan sangat besar, yaitu sekitar 30% - 40%, hal ini sehubungan dengan bagian dari hasil pencernaan protein yang berfungsi sebagai perangsang langsung terhadap proses metabolism.

        Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan energy total yang dibutuhkan seorang individu adalah sebagai berikut:
1.      Rule of Thumb: untuk mereka dengan berat badan normal yang menginginkan jawaban yang paling cepat mengenai kebutuhan energinya dapat menggunakan metode ini.
Kebutuhan energy = berat badan (dihitung dalam lb) dikalikan dengan suatu angka factor (yang berbeda menurut jenis kelamin dan tingkat aktivitasnya).
Kebutuhan energy = BB(lb) x 12 (untuk wanita kurang aktif)
                                                 14 (untuk laki-laki kurang aktif)
                                                 15 (untuk wanita agak aktif)
                                                 17 (untuk laki-laki agak aktif)
                                                 18 (untuk wanita aktif)
                                                 20 (untuk laki-laki aktif)
2.      Metode Faktorial
Ø  Hitung metabolism basal dengan menggunakan salah satu metode di bawah ini:
a.       Metode 1: Kkal.Kg BB/jam
Laki-laki: energy basal = BB(Kg) x 1,0 x 24
Wanita: energy basal = BB(Kg) x 0,9 x 24
b.      Metode 2: Rumus Harris-Benedict
c.       Metode 3: Metabolic body size: 70 x [BB(Kg)]3/4
Ø  Hitung kebutuhan energy untuk semua aktivitas yang dicatat selama 24 jam, misalnya:
Aktivitas
Waktu (jam) (A)
Kebutuhan Energi
Kkal/Kg BB/jam (B)
Kkal/Kg BB (A x B)
Memakai baju
1,5
0,7
1,05
Duduk
6,0
0,4
2,40
Main skate
0,5
3,5
1,75
Berjalan (3 mph)
2,0
2,0
4,00
Berdiri
1,0
0,5
0,50
Mengetik
4,0
1,0
4,00
Tidur
8,0
-
-
Main piano
0,5
2,0
1,00
Makan
0,5
0,4
0,20
Total
24,0

14,90
Energy aktivitas yang dibutuhkan = BB(Kg) x 14,90 Kkal

Ø  Jumlahkan energy basal yang dibutuhkan dengan energy yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas.
Ø  Hitung SDA makanan yaitu 10% dari jumlah energy basal dan energy aktivitas.
Ø  Total energy yang dibutuhkan = energy basal + energy aktivitas + SDA makanan.
3.      Dengan melihat daftar angka kecukupan gizi (AKG).
Table 7. Angka Kecukupan Gizi untuk Berbagai Golongan Umur
dan Jenis Kelamin
NO
Kelompok Umur
Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (cm)
Kecukupan Energi (Kkal)
Bayi/anak
1
0-6 bl
6
60
550
2
7-12 bl
8,5
71
650
3
1-3 th
12
90
1.000
4
4-6 th
17
110
1.550
5
7-9 th
25
120
1.800
Laki-laki
6
10-12 th
35
138
2.050
7
13-15 th
46
150
2.400
8
16-18 th
55
160
2.600
9
19-29 th
56
165
2.550
10
30-49 th
62
165
2.350
11
50-64 th
62
165
2.250
12
60 + th
62
165
2.050
wanita
13
10-12 th
37
145
2.050
14
13-15 th
48
153
2.350
15
16-18 th
50
154
2.200
16
19-29 th
52
156
1.900
17
30-49 th
55
156
1.800
18
50-64 th
55
156
1.750
19
60 + th
55
156
1.600
Wanita Hamil (Tambahan)
20
Trimerster 1


+180
21
Trimester 2


+300
22
Trimester 3


+300
Menyusui (Tambahan)
23
6 bl pertama


+500
24
6 bl kedua


+550
Sumber: Widyakarya Nasional Pangan & Gizi (2004)

4.      Metode FAO/WHO/UNU (1985)
Kebutuhan energy = REE dikalikan suatu angka factor yang dibedakan menurut derajat aktivitas dan jenis kelamin.
Kebutuhan energy = REE x 1,3 (untuk laki-laki dengan aktivitas sangat ringan)
                                          x 1,3 (untuk wanita dengan aktivitas sangat ringan
                                          x 1,6 (untuk laki-laki dengan aktivitas ringan)
                                          x 1,5 (untuk wanita dengan aktivitas ringan)
                                          x 1,7 (untuk laki-laki dengan aktivitas moderat)
                                          x 1,6 (untuk wanita dengan aktivitas moderat)
                                          x 2,1 (untuk laki-laki dengan aktivitas berat)
                                          x 1,9 (untuk wanita dengan aktivitas berat)
                                          x 2,4 (untuk laki-laki dengan aktivitas sangat berat)
                                          x 2,2 (untuk wanita dengan aktivitas sangat berat)
5.      Menggunakan “Canadian Dietary Standards”
Umur (tahun)
Energi yang Diperlukan (Kkal/Kg BB)
Laki-laki
wanita
13-15
57
46
16-18
51
40
19-24
42
36
25-49
36
32
50-74
31
29
75+
29
23

       Hamper semua estimasi di atas diperuntukkan bagi individu yang sehat dengan keaktivan yang moderat dan hidup pada suhu lingkungan yang nyaman. Estimasi tersebut harus dinaikkan lagi bagi individu yang hidup pada lingkungan yang sangat dingin, atau bagi individu yang berat badannya lebih besar dari 79 Kg (bagi laki-laki) dan 62 Kg (bagi wanita).

Kebutuhan Energi Kelompok Khusus
1.      Wanita Hamil
Energy yang dibutuhkan oleh wanita hamil termasuk energy yang disimpan oleh janin yang sedang tumbuh, yang telah dihitung kira-kira 4.000 Kkal setelah kehamilan 9 bulan, yang berakumulasi terutama selama akhir setengah periode kehamilan. Akibatnya, energy yang harus dikonsumsi oleh ibu hamil dinaikkan sebesar 250 Kkal per hari untuk pertumbuhan janin serta akumulasi lemak yang cukup (sekitar 2 Kg) untuk kebutuhan awal produksi susu.

2.      Wanita Menyusui
Dengan asumsi bahwa produksi susu (ASI) adalah 750 ml/hari, yang ekivalen dengan 570 Kkal (dengan efisiensi sebesar 80 %), jumlah energy yang harus ditambahkan selama menyusui adalah 650 Kkal. Dari jumlah ini, sekitar 200 Kkal dapat disediakan sampai bayi berumur 6 bulan oleh lemak yang terakumulasi selama kehamilan, sehingga harus ditambahkan sekitar 450 Kkal per hari.
3.      Bayi dan Anak Kecil
Energy yang dibutuhkan pada waktu lahir adalah 110 Kkal/Kg berat badan. Kebutuhan ini menurun menjadi 95 Kkal/Kg berat badan pada waktu bayi berumur 6 bulan, dan kemudian meningkat lagi menjadi 100 Kkal/Kg berat badan selama tahun pertama untuk menutupi kebutuhan yang berhubungan dengan kecepatan pertumbuhan yang sangat pesat pada waktu tersebut (Muchtadi, 2009).



Sources :
 Dewi. 2009. Daftar Kandungan Kalori. http://www.dewi.co.id/index.php?option
      =com_content&view=article&id=10&Itemid=12  [10 0kt0ber 2010]
Guthrie, H. A. 1986. Introductory Nutrition and Diet. Marcel Dekker, Inc.:
      New York
Irawan, Anwari. 2007. Karbohidrat. Sports Science Brief: 01(03): 1.
Kartasapoetra, G. dan Marsetyo. 2008. ILMU GIZI (Korelasi Gizi dan Produksi
      Kerja). Jakarta: Rineka Cipta.
Kuntarti. 2006. Metabolisme. http://staff.ui.ac.id/internal/139903001/
      material/metabolisme.ppt [13 Oktober 2010]
Muchtadi, Deddy. 2009. Pengantar Ilmu Gizi. Bandung: Alfabeta.
Muhilal dan Sulaeman A. 2004. Angka Kecukupan Vitamin  Larut Lemak.
      Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Ketahanan Pangan dan
      Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi.  Jakarta 17 – 19 Mei 2004.
Rusdiana. 2004. Metabolisme Asam Lemak. http://library.usu.ac.id/download/fk/
      biokimia-rusdiana.pdf [14 oktober 2010]
Swaminathan, M., 1974. Essential of Food and Nitrition. Vol 1. Fundamental
      Aspects. Ganesh & Co.: Madras.

1 komentar: