A.
Komposisi Gas di Atmosfer.
Atmosfer merupakan selimut bumi yamg berupa udara dan
memiliki komposisi senyawa berakega ragam. Senyawa yang paling banyak di atmosfer
adalah N2 dan urutan ke-2 adalah O2. Kedua
senyawa ini
memiliki sifat yang stabil meskipun N2 lebih stabil daripada O2.
Berikut tabel komposisi atmosfer.
Tabel 1 : Komposisi Udara.
NO.
|
Nama Gas
|
Formula kimia
|
Persen Volume
|
1.
|
Nitrogen
|
N2
|
78,08%
|
2.
|
Oksigen
|
O2
|
20,95%
|
3.
|
Air
|
H2O
|
0 sampai
4%
|
4.
|
Argon
|
Ar
|
0,93%
|
5.
|
Karbon Dioksida
|
CO2
|
0,0360%
|
6.
|
Neon
|
Ne
|
0,0018%
|
7.
|
Helium
|
He
|
0,0005%
|
8.
|
Metana
|
CH4
|
0,00017%
|
9.
|
Hidrogen
|
H2
|
0,00005%
|
10.
|
Nitro Oksida
|
NO2
|
0,00003%
|
11.
|
Ozon
|
O3
|
0,000004%
|
Seperti yang elah dijelaskan di atas, gas nitrogen memiliki
persen komposisi yang paling banyak. Nitrogen salah satu gas yang dibutuhkan
oleh makhluk hidup di bumi, misalnya pada tumbuhan. Nitrogen yang di serap oleh
tumbuhan bukan berupa N2 melainkan berupa senyawa amonia, ion nitrit
(NO2-), atau ion nitrat (NO3-).
Senyawa ini dapat diperoleh dari N2 yang diproses oleh
mikroorganisme nitrogen yang berada di akar tanaman tertentu. Sedangkan amonia
(NH3) dapat dihasilkan dengan bantuan energi petir/kilat yang
bereaksi dengan Hidrogen. Untuk jenis gas kedua berupa oksigen, gas ini
merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup khususnya untuk jenis mahkluk hidup
aerob. Oksigen berbeda dengan nitrogen, gas ini dapat langsung diserap oleh
makhluk hidup dalam bentok O2. Siklus O2 sangat di
pengaruhi oleh tumbuhan yang merupakan sumber utama O2. Siklus O2
berhubungan langsung terhadap proses respirasi makhluk hidup. Berikut
reaksi yang terjadi pada siklus oksigen.
6H2O + 6CO2 → C6H12O6
+ 6O2 dan C6H12O6 → H2O
+ CO2 + Energi
Untuk gas-gas yang lain memiliki peran pada perubahan iklim.
Seperti CO2 dan CH4 yang setiap tahunnya meningkat
memberikan efek peningkatan suhu bumi, sedangkan O3 atau ozon yang
befungsi sebagai filter UV-C yang membahayakan manusia semakin tahunya
berkurang sehingga menyebabkan sinar UV-C masuk kedalam bumi.
B.
Klasifikasi Proses Industri Gas.
3
1 Proses
Kriogenik.
Proses kriogenik merupakan proses produksi gas nitrogen,
oksigen dan beberapa gas lain yang berdasarkan titik didih masing-masing gas.
Proses ini prinsipnya sama dengan proses destilasi bertingkat tetapi suhu yang
digunakan sangat rendah yaitu mencapai -185oC dan tekan yang besar
yaitu 6 atm (UIG, 2009).
Proses kriogenik merupakan proses yang paling banyak
digunakan oleh industri-industri besar dengan kapasitas produk yang sangat
besar. Dengan menggunakan proses ini akan di peroleh gas dengan kemurnian yang
tinggi sekitar ± 99,9%.
Pada proses
kriogenik bahan baku yang digunkan berupa udara bebas yang diambil dari
atmosfer. Ada tiga tahapan yang pelu dilalui sebelum mendapatkan prokduk, yang
pertama penyaringan dan kompresi, kedua kolom pemisahan, ketiga pemurnian
produk.
a.
Proses Penyaringan dan Kompresi
Udara sebagai bahan baku dilewatkan kebagian adsorben untuk
menghilangkan kotoranya. Adsorben yang digunakan berupa zeolit dan silika gel
yang kemudian akan menyerap karbon dioksida dan hidrokarbon yang memiliki
molekul lebih berat serta sisa air yang ada. Selain itu juga dapat mengunakan
alumium dibrazing yang merupakan senyawa penukar kalor sehingga karbondioksida
dan air akan membeku terlebih dahulu kemudian dipisahkan, cara yang kedua ini
cukup efektif sehingga banyak diterapkan pada industri-industri gas yang lain.
Setealah udara di bersihkan dari kotoran udara akan
dikompresi dan diturunkan suhunya hingga mencair kemudian ditransferkan ke
kolom pemisahan.
Proses
pendinginan dilakukan dengan cara penukaran suhu pada proses yang lain yang
diharuskan adanya suhu tinggi seperti pada proses penguapan pada kolom
pemisahan.
b. Proses Di Kolom Pemisahan.
Proses yang terjadi di dalam kolom meliputi pemisahan
destilasi yang berdasarkan titik didihnya beriut titik didih masing-masing gas.
No.
|
Gas
|
Titik
Didih (oC)
|
1.
|
N2
|
-195
|
2.
|
O2
|
-185
|
3.
|
Ar
|
-185,6
|
Untuk
menghasilkan Nitrogen cukup dengan satu kolom sedangkan untuk memisahkan okigen
dan argon sangat sulit hal ini dapat dilihat dari tabel di atas yang menyatakan
titik didih kedua gas ini berdekatan sehingga biasanya untuk mendapatkan
oksigen atau argon dengan menggunkan beberapa kolom pemisahan. Biasanya argon
murni diperoleh dari argon mentah yang merupakan campuran argon dan oksigen
yang dipisahkan secara katalis dalam suatau reaktor.
c. Proses Pemurnian dan Pengemasan Produk.
Gas yang dihasilkan
dari kolom pemisahan memiliki kemurnian ± 85% untuk argon dan oksigen,
sedangkan untuk nitrogen gas yang dihasilkan dari kolom pemisahan sebesar ±
99,9% sehingga untuk produk gas nitrogen dapat langsun dikemas. Sedangkan untuk
argon akan mengalami proses pemurnian dengan cara memasukan argon mentah hasil
pemisahan kolom 1 ke kolom khusus untuk pemurnian gas argon
Setelah melalui proses pemurnian maka gas akan dikemas sesuai
dengan kuantitas pesanan. Semakin besar kuantias maka di perlukan tempat yang
luas maka dari itu perusahan gas melakukan liquifikasi gas-gas produknya dan di
kemas dalam tabung maupun truk tanki yang berisi gas cair. Hasil gas produk
akan di bahas lebih lanjut pada bagian berikutnya. Sedangkan proses liquifikasi
merupakan proses pencairan udara dengan cara menurunkan suhunya dengan cara
melewatkan gas melalui kondensor sehingga suhu akan turun, kalor yang di
peroleh dari proses ini akan di gunakan untuk gasifikasi kembali untuk kemasan
dengan kuantitas yang lebih rendah atau dalam bentuk gas, sehingga sistem ini
akan lebih efektif.
2. Proses Non-Kriogenik.
Salah satu proses industri gas selain dengan cara kriogenik
ada juga dengan proses non-kriogenik. Proses kali ini sangat berbeda dengan
proses sebelumnya, proses ini tidak menggunakan suhu sebagai patokannya tetapi
mengunakan perbedaan ukuran molekul dan masa dari senyawa gas tersebut. Proses
ini memiliki kemurnian yang lebih rendah dibandingkan dengan produk hasil
kriogenik. Sehingga baik diproduksi untuk skala kecil dan permintaan yang
terbatas. Proses non-kriogenik di bagi lagi menjadi 3 jenis yaitu PSA (Pressure Swing Adsorption), VPSA (Vacuum-Pressure Swing Adsorption) dan Pemisahan dengan membran
polime.
a. PSA (Preassue Swing Adsorption).
Proses non kriogenik ini dapat dilakukan untuk memperoleh
gas oksigen maupun nitrogen tetapi tidak dapat dilakukan dalam satu proses. Hal
tersebut disebabkan karena absorban yang digunan itu berbeda. Pada proses ini
yang paling berperan adalah tekan dan jenis absorban yang digunakan.
Pada proses produksi Nitrogen absorban yang digunkan berupa
moleculer serve karbon aktif, fungsi dari adsorben ini untuk mengikat oksigen
dan zat pengtor lain, tekanan yang digunkan sekitar 6-8 atm. Sedangkan untuk
menghasilkan oksigen absorban yang digunkan berupa alumina dan zeolit, fungsi
absorban ini mengikat uap air dan nitrogen yang terdapat di udara sedangkan
tekan yang digunkan sebesar 1-3 atmosfer.
Absorban yang digunkan memiliki 2 model penempetan ada 2 lembara dan 3
lembaran, masing-masing penempatan memiliki keuntungan dan kerugian. Untuk
penempatan 2 lembar akan menghasilkan biaya yang lebih rendah dan kemurnian
yang rendah tetapi jika 3 lembar biaya
tinggi dengan kemurnian yang lebih tinggi. Setiap absorban memiliki tenggang
waktu absorbsi yang berbeda tergantung pengotor dan kondisinya sehingga
adsorben agan di regenerasi dalam rentang waktu tertentu .
b. VPSA (Vacuum Preasure Swing Adsorption)
Untuk proses yang kedua pada non-kriogenik adalah gabungan
dari proses pertama dengan tambahan proses vacum yang berfungsi untu
memaksimalkan adsorpsi yang terjadi sehingga biaya yang di perlukan lebih
sedikit dan lebih efisien.
Proses ini biasanya untuk menghasilkan gas oksigen dengan kosentrasi
90-94% dengan pengotor berupa nitrogen dan argon. Proses ini meiliki alur yang
hampir sama dengan proses pertama tetapi memiliki blower yang berfungsi untuk
menurunkan tekanan pada proses sehingga adsorben memiliki umur regenerasi yang
lebih lama . Proses ini cocok untuk industri yang menghasilkan produk dengan
kuatitas sekitar 20 ton perhari.
c.
Pemisahan dengan Membran Polimer.
Jenis proses yang ketiga berbeda dengan proses-proses
sebelumnya, proses kali ini tidak menggunakan adsorben tetapi menggunakan
membran polimer dioksida. Prinsip pemisahanya adalah berdasarkan sifat
pemeabilitas masing-masing gas. Pemisahan ini digunkan untuk ndustri gas
oksigen, oksigen memiliki permeabilitas yang lebih tinggi dari pada gas argon
dan nitrogen. Proses ini memiliki biaya produksi yang relatif rendah sehingga cocok
untuk industri yang bersekala kecil.
sekaranga jadi tahu prosesnya terimakasih yah
BalasHapussejarah tolak angin